ADA APA DENGAN KU
Aku
tersadar saat aku berada dirumah sakit, akibat kecelakaan. Terdapat banyak
sekali luka-luka yang berada ditubuhku dan mungkin luka-luka itukan membekas
nantinya. Aku bertanya kepada ibuku yang sedang berjaga disampingku. “wahai
ibu, apakah aku sudah diizinkan untuk pulang kerumah?, nampaknya aku sudah tak
betah dengan rumah sakit ini.” Ucapku sambil merengek meminta untuk segera
bergegas pulang. “sayang bersabarlah, dirimu belum sembuh benar, baiknya kita
tunggu saja apa yang disampaikan dokter nanti saat memeriksamu lebih lanjut
besok dan setelah itu kita bertanya padanya, apakah kau boleh pulang?” Ucap
ibuku sambil merayuk ku. “tapi bu itu terlalu lama, baiknya aku langsung
bertanya saja sekarang, apakah aku boleh pulang?” ucapku. “janganlah kau
membantah apa yang ibumu katakan, tubuhmu itu belum sembuh benar sebaiknya kau
istirahar sekarang!” ucap ibu menyuruhku untuk istirahat. Tubuhku sekarang
memang agak terasa berat dan kepalaku agak sedikit pusing akibat benturan keras
yang mengenai kepalaku saat kecelakaan kemarin. Untunglah aku tak lupa
ingatan(AMNESIA). Esok harinya dokter bagas memeriksaku, setelah memeriksaku
dokter bagas berkata bahwa aku tidak apa-apa. Dan aku berkata “ kalau begitu
aku boleh pulang sekarang kan dokter?”. “Ya, tentu boleh dong, tapi lain kali
kamu harus jaga dirimu!” jawab dokter Bagas. “Yeeee… asik, terima kasih ya
dok?” ucapku dengan senang. “ya, sama-sama” balas dokter Bagas.
· ESOK
HARINYA
Karena kecelakaan
kemarin aku jadi ketinggalan pelajaran, teman-teman semua kaget kenapa aku bisa
kecelakaan?, teman-temanku sekarang berlebihan terlalu menghawatirkan ku, hal
itu sangat membuatku risih dan akhir-akhir ini aku lebih suka sendiri dibanding
bersama mereka. Saat aku sedang menikmati pemandangan yang sangat indah ditaman
belakang sekolah, tiba-tiba aku melihat seseorang dan aku mangenalinya ternyata
dia adalah juna siswa laki-laki disekolahku yang sangat terkenal, ya bisa
dibilang cowok terpopuler disekolah SMA cita bangsa, dia memiliki banyak sekali
penggemar termasuk aku, aku sangat menyukainya dan aku sangat dekat denganya
tetapi bukan sebagai pacar hanya teman biasa saja, tetapi seluruh siswa/siswi
berfikir kalau aku dengannya berpacaran, karena tak pernah terlihat ada
perempuan lain yang dekat dengannya sama seperti aku. Sering sekali jika aku
sedang bersamanya siswa/siswi meledek macam-macam sehingga membuatku malu. aku
heran seharusnya juna berbicara pada siswa/siswi itu kalau aku itu bukan
pacarnya, tetapi dia hanya terdiam dan tersenyum seakan-akan kalau aku memang
pacarnya. Kalau memengingat kejadian itu aku merasa malu. Lalu aku
menghampirinya dan berkata “Juna… apa yang kamu lakukan sendiri ditempat ini?,
apakah ada yang kamu fikirkan?”. “Oh… tidak aku tidak memikirkan apapun” ucap
juna, “Sungguh kamu tak memikirkan apapun?” ucapku ragu. “sungguh… oh iya maaf
ya jika aku tak sempat menjengukmu dirumah sakit kemarin, aku benar-benar
khawatir padamu” ucapnya sambil memelukku tiba-tiba. Aku kaget karena baru
pertama kali aku dipeluk sama laki-laki lain selain papa dan paman-pamanku. “
oh.. y..ya tidak apa-apa kok” ucapku dengan gugup. “oh maafkan aku yang tak
sopan memelukmu” ucapnya. “I…i…iya gak…apa-apa k…kok.” Ucapku dengan terbatah-batah
karena gugup. “O…oowwuuuu… sakit tau” teriakku karena pipiku dicubit olehnya.
“makanya lain kali kalau kamu mau keman-mana telpon saja aku! kan aku bias
nganterin kamu kemana aja yang kamu suka!” cerocosnya yang tak berhenti.
“iya…iya kamu berisik ah” ucapku sambil meledek. “ nanti pulang sekolah kamu
aku yang anterin ya?” ucapnya. “iya… iya” jawabku. Akhirnya jam pelajaran
disekolah pun berakhir, saatnya para murid-murid pulang. Tak disangka-sangka
aku telah ditunggu didepan kelas sama juna, aku benar-benar kaget dan sangat
senang ternyata janjinya yang tadi benar-benar ditepati, akhirnya aku pulang
dengannya menaiki mobilnya, saat diperjalanan aku bingun seharusnya dikearah
barat bukan kearah sebaliknya, karena rumahku menuju kearaah barat. “Hei… kamu
salah jalan, rumahku kan kearah barat bukan kearah sebaliknya” ucapku padanya.
“Tenanglah aku akan mengajakmu kesuatu tempat sebelum kuantar kamu pulang”
ucapnya sambil tersenyum. “ tapi kita mau kemana?” tanyaku heran. “sudahlah…
kamu jangan banyak Tanya!” ucapnya. Tak lama kami pun sampai ditempat tujuan,
ternyata dia membawaku ketempat yang sangat indah, taman yang dihiasi banyak
sekali bunga-bunga indah, aku tak mengerti apa maksudnya membawaku ketempat
itu. “juna… apa maksudmu membawaku ketempat ini?” tanyaku. “nanti pasti kau akn
mengerti mengapa aku membawamu kesini, sekarang aku minta kau ttup matamu”
jawabnya. “baiklah akan kututup mataku, tapi jangan lah kamu berbuat yang
aneh-aneh!” ucapku padanya. “baiklah” jawabnya. Dengan mata tertutup dia
membimbingku kesuatu tempat, entah tempat apa itu?, tapi yang pasti aku sangat
takut juka dia berbuat yang aneh-aneh. Tak lama kami puna sampai ditempat yang
dituju. “hitungan ketiga kamu harus buka penutup matamu itu ya!” ucapnya tak
sabar. “ baiklah” ucapku. “1…2…3…buka!” suruhnya. Saatku buka penutp mataku aku
sangat kaget ternyata didepan mataku terdapat balon-balon indah yang menghiasi
meja dan kursi sehingga menjadi cantik. Saat aku memandanggi meja dan kursi
itu, tiba-tiba juna berlutut dihadapanku dan dia mengatakan bahwa dia
sebenarnya menyukaiku dan dia berkata maukah aku menjadi pacarnya. Dalam hatiku
aku senang sekali akhirnya kata-kata yang kutunggu-tunggu terucap, sekarang aku
dan dia sudah resmi menjadi sepasang kekasih seperti apa yang yang diledek oleh
teman-teman dan sekarang aku mengerti mengapa dia tak pernah menjelaskan kalau
aku bukan pacarnya kepada teman-temannya, ternyata dia menyukaiku sama seperti
aku menyukakinya. Hari-hari kumulai dengan senyuman saat aku bersamanya.


· KEANEHAN
MULAI TERJADI
Beberapa
bulan kemudian setelah aku dan juna jadian. Saat aku dan dia sedang berjalan
bersama disebuah mall tiba-tiba saj aku mimisanhal itu sangat membuat ku kaget
padahal sebelumnya aku gak pernah mimisan, karena juna melihat aku mimisan aku
langsung diajak kekamar mandi dengan buru-buru. Terlihat sekali wajah juna itu
seperti orang panic, setelah dari kamar man di juna langsung mengajakku untuk
pemeriksaan kedokter tapi aku menolak aku bilang itu hal yang biasa. Namun,
juna tak percaya kata-kata ku juna sempat memaksaku untuk diperiksa tapi aku
tetap saja menolak, dan akhirnya juna pun mengajak ku pulang agar aku bisa
istirahat karena aku tak mau untuk di ajak kedokter. Setelah juna mengantarku
dan saat aku turun dari mobilnya tiba-tiba saja aku mimisan lagi dan hampir
saja aku terjatuh seperti ingin pingsan, tapi untung saja bisa ku tahan.
Akhirnya juna pun pulang. Aku segera masuk rumah. Esok harinya saat aku ingin
berangkat tiba-tiba saja aku mimisan lagi mama dan papa yang khawatir melihat
ku mimisan mengajak ku untuk diperiksa kedokter sama seperti bujukan juna
padaku, aku menolak dan aku bilang kalau aku gak apa-apa. Akhirnya mereka
percaya. “assalamualaikum” suara juna yang menjemputku ingin kesekolah. Juna
selalu menjemputku semenjak aku menjadi pacarnya. “ ma.. pa.. kayaknya aku
sudah di jemput tuh sam juna, aku pergi dulu ya ma.. pa..” ucapku pada orang
tuaku. “baik hati-hati di jalan ya nak” ucap kedua orang tuaku. Setelah sampai
disekolah aku dan juna masuk kelas masing-masing dan juna pun bilang kalau
nanti istirahat dia menungguku ditaman belakang sekolah. Saat aku berada
didepan kelas tiba-tiba saja aku mimisan lagi dan kepala ku agak pusing seperti
ingin pingsan, aku bersender ditembok dekat pintu kelasku dan mengelap
mimisanku dengan sapu tangan yang sudah aku siapkan jika aku mimisan lagi. Gak
lama bell masu pun berbunyi. Saat dikelas ibu siti sedang menjelaskan tentang
biologi tiba-tiba saja aku mimisan lagi. Hari ini sudah tiga kali aku mimisan
aku heran kenapa aku bisa mimisan terus. “erina kamu kenapa, kok tiba-tiba
mimisan kayak gitu?,kamu sakit?” ujar ayu teman sebangku sekaligus sahabatku.
“gak aku gak kenapa-napa kok, sudah kamu tenang saja ya!” ucapku. “Erina… kamu kenapa?” Tanya bu siti tiba-tiba. “engg…nggak
bu, saya tidak apa-apa kok” jawabku dengan nada yang sedikit gugup karena kaget. “sebaiknya kamu
ke UKS saja, biar kamu bisa istirahat, ayu sekarang tolong bawa erina ke UKS
ya!” ujar bu siti sambil menyuruh ayu. Akhirnya aku dibawa ke UKS oleh ayu.
Tetapi baru saja keluar kelas menuju UKS, tiba-tiba saja aku pingsan. Setelah
aku sadar ternyata aku sudah berada diUKS sekolah. Bu Nani wali kelasku
menawarkan padaku agar aku dirujuk kerumah sakit saja. Namun, aku menolak aku
tak pernah ingin kerumah sakit lagi karena aku sangat membenci rumah sakit. Tak
lama bel istirahat berbunyi. Juna yang menungguku didepan kelas bertanya pada
temanku dimana aku sekarang, krena dia tidak melihatku di tempat dudukku. “din…
Erina mana, kokk gak ada?” Tanya juna pada dinda sahabatku. “juna.. erina itu
lagi diUKS, abis tadi saat pelajaran biologi dia itu mimisan dan tiba-tiba aja
pingsan waktu dia mau dibawa ke UKS, ini aja sekarang gua mau kesana” ucap
dinda. Juna yang mendengar berita itu langsung berlari kearah UKS. “ina… ina
kamu kenapa?” Tanya juna padaku. Ina itu nama panggilan juna ke aku. “enggak
aku ak kenapa-napa kok” jawabku sambil tersenyum. “Juna sebaiknya kamu masuk
kelas sekarang, sebentar lagikan jam pelajaran setelah istirahat akan di
mulai!” ucapku padanya. “tidak aku sudah minta izin pada wali kelasmu dan wali
kelasku untuk membawamu pulang sekarang, sebaiknya aku antar kau pulang
sekarang” jawabnya padaku. “ya terserah kamu saja, dan mungkin sebaiknya aku
istirahat dirumah saja, Karena disini terlalu berisik” ucapku padanya. Akupun
diantar pulang oleh juna, sampai dirumah dia membawaku kekamarku dan menemaniku
sampai aku tertidur pulas. Beberapa bulan ini aku sering sekali merasakan
keanehan pada tubuhku sebenarnya ada apa pada tubuhku ini?, apa yang terjadi?,
beberapa bulan ini aku sering sekali mengalami mimisan dan pusing yang
menyebabkan aku pingsan berkepanjangan, karena hal itu sering terjadi pada
tubuhku, akhirnya ibu memutuskan untuk memeriksaku kedokter, saat aku selesai
diperiksa dan ibu selesai bicara pada dokter Bagas, aku melihat ibu yang murung
dan hampir saja menetskan air mata, mungkin karena ada hal yang terjadi padaku.
Saat aku bertanya pada ibu apa yang terjadi padaku ibu hanya terdiam dan
menjawab kalau aku tidak apa-apa, aku hanya sering hilang keseimbangan, makanya
aku sering mimisan dan pingsan. Dan setelah aku diperiksa oleh dokter mama
mengajakku untuk menebus resep yang telah diberikan dokter, saat penebusan
resep itu aku bungung mengapa banyak sekali obat yang harus ditebus dan untuk
apa obat-obat itu?. Akupun memberanikan diri untuk bertanya pada mama. “ma…
mengapa obat yang harus kita tebus ssebanyak ini kan aku hanya hilang
keseimbangan saja dan kata mama ini hanya sakit biasa kan?” tanyaku pada mama.
“iya sayang in…ini hanyalah vitamin untuk mengembalikan keseimbanganmu saja”
jawab mama sambil meneteskan air mata, seperti ada sesuatu yang disembunyikan
dariku. Setiap hari aku harus minum obat itu dan harus selalu kontrol kesehatan
dangan dokter bagas. Mengapa aku harus minum vitamin dan obat sebayak itu dan
mengapa aku harus selalu kontrol dengan dokter bagas?, banyak sekali pertanyaan
dalam diriku setelah pemeriksaaanku waktu itu dan banyak sekali
kecurigaan-kecurigaanku terhadap mama. Seminggu kemudiaan aku hampir lupa soal
kecurigaaan kuterhadap mama, karena aku selalu ditemani juna, juna sering
sekali memberikanku perhatian-perhatian setiap keseimbanganku berkurang. Setiap
saat aku selalu merasakan rasa sakit pada kepalaku terlebuh lagi setiap hari
rasa sakit yang kurasakan bertambah menjadi dua kali lipat sakitnya. Semakin
penasaran aku dibuatnya. Dan setelah hampir setahun aku control dangan dokter
bagas, aku pernah mendengar dokter bagas berkata kalu aku harus menjalani
terapi, tapi terapi apa itu. Setiap sebulan sekali aku harus terapi dan rasanya
sangat menyakitkan. Dan tak terasa juna telah mengisih hariku dengan
kebahagiaan dan hari ini tepat pada tanggal 21 juni 2013 hari dimana hubungan ku
dan dia menjadi setahun. Hari ini aku dan dia sepakat ingin merayakannya
ditaman tempat kita jadian. Namun, sangat disayangkan aku tak bisa datang
karena harus terapi dirumah sakit. Tapi dia memakluminya, katanya agar aku
cepat sembuh, namun aku rasa dia sangat kecewa terhadapku. “ kenapa disaat hari
bahagia aku harus ngerasain sakitnya terapi sih ma?, kenapa hari ini?, kenapa
gak besok aja sih?” tanyaku pada mama. “gak bisa sayang ini sudah menjadi
jadwalnya, junakan bisa memakluminya” jawab mama. “iya dia bilang bisa
memakluminya tapi pasti dia kecewa ma” ucapku agak ketus. “maafkan mama sayang
tapi ini harus dilakukan demi kesembhanmu” ucap mama. “mama selalu bicara
seperti itu sebenarnya apa sih penyakitku, sehingga aku harus terapi terus, ini
kan hampir setahun masa gak sembuh-sembuh sih dan bahkan aku merasa sekrang aku
seaming parah ma” ucapku. “inilah namanya penyakit harus dijalani dengan
semangat, kamu gak bisa tau sekarang, pada saatnya pasti kamu akan mengerti dan
mengetahuinya” ucap mama sambil menahain tangis. Selesai terapi itu aku semakin
penasaran apa yang terjadi pada tubuhku ini. Setelah satu minggu aku mencari
tau apa yang terjadi padaku, akhirnya aku menemukannya sebuah surat rumah sakit
yang bertuliskan namaku didalam surat itu. Setelah ku baca isinya sangat kaget
aku dibuat surat itu ternyata isinya tentang penyakit yang kualami selama ini.
Seketika air mataku terjatuh. Lalu aku berlari memasuki kamarku dan aku
menangis seorang diri, tanpa ada yang mengetahuinya.
· SAAT
KEBENARAN TERBONGKAR DAN HARI-HARI PILU DATANG.
Ternyata selamai ini aku mengidap penyakit kanker otak
akibat benturan yang kualami sekitar setahun yang lalu. Tak kusangka, aku
mengidap penyakit seberat itu, dan terapi-terapi selama ini yang kujalaini itu
adalah kemoterapi. Pantas saja aku merasakan jejanggalan dalam terapi itu.
Setelah aku mengetahui apa penyakitku yang sebenarnya keadaan tubuhku semakin
drop karena tekanan-tekanan yang kualami setelah mengetahui apa yang terjadi
sebenarnya pada tubuhku ini. Setelah ini hari-hariku berubah menjadi
kemurungan. Disekolah aku memilih untuk menyendiri dan merahasiakan penyaiktku,
karena aku ingin tak ada yang mengetahui apa yang aku rasakan. Aku rasa
penyakitku semakin parah saat aku memeriksa lagi kedokter bagas ternyata
stadiumnya bertambah menjadi stadium lanjut. Tak kusangka akan secepat itu
bertambahnya stadiumku. Tanpa disadari tubuhku semakin lemah untuk melakukan
aktifitas seperti biasanya. Dan mungkin ini adalah saat aku untuk membahagiakan
orang-orang yang kusayangi. “Selama hidupku aku hanya bia membuat mereka susah
dan sekarang saatnya aku membuat mereka bahagia disaat-saat terakhirku” ucapku
dalam hati. Dirumah aku bersikap seperti biasa seakan-akan kalau aku itu sehat
dan disekolah aku selalu membuat bualan-bualan lucu seperti saat aku masih
dinyatakan sehat dulu pada sahabatku agar mereka bisa tertawa dan bahagia
karena aku. Aku teringat satu hal yaitu membahagiakan juna yang selalu
menemaniku bagaimanapun aku, meski dia tak tau sebenarnya apa yang terjadi
dengan ku. Karena dia lagi marah sama aku karena aku jarang bales SMS darinya
dan dia akhir-akhir ini suka nyuekin aku. Sekarang aku harus minta maaf
padanya. Akupun menuju tama belakan sekolah tempat dimana aku dan dia sering
bicara berdua saat istirahat. Dan kebetulan dia sedang duduk ditempat biasa
saat bersamaku dulu. “Hei… lagi sendiri aja?, pacarnya mana?” ucapku dengan
suara yang kubuat menyerupai orang lain. “udah deh jangan ganggu gua, gua lagi
mau sendiri dn tentang pacar gua itu bukan urusan lo” jawabnya dengan ketus
tampa memperhatikan siapa yang berbicara. “sayang maafin aku ya, aku
bener-bener gak bermaksud untuk ngelupain kamu?” ucapku sambil memeluknya
dengan erat dari belakang. “iya aku maafin tapi jangan pernah kamu lepas
pelukan kamu ini dariku ya!” ucapnya sambil memegang tanganku yang sedang
memeluknya. “terus kalu aku mau belajar gimana, masa aku harus meluk kamu
sambil belajar, dan kalau lama-lama pegel tau” ledekku padanya. Akupun
melepaskan pelukanku yang erat dan junapun mulai menaruh kepalanya diatas
pahaku. “sayang kamu itu bodoh atau oon sih, masa gitu aja gak ngerti sih?”
ucapnya. “bukannya bodoh sama oon itu sama ajakan?” ucapku. “aduhh capek ya
ngomong sama kamu, kamu itu terlalu polos” ucapnya. “ya udah kalau gitu gak
usah lagi kamu ngomong sama aku” ucapku. “udah donk jangan ngambek aku kan Cuma
bercanda” ucapnya sambil tersenyum. “oh…ya mungkin waktuku gak lama maaf ya,
kayaknya kita harus selesai sampai disini deh!” ucapku tegas namun dlam hati
menolak. “maksud kamu apa?”ucapnya kaget dan segera bangun dari rebahan diatas
pahaku. “iya…sebaiknya kita sampai disini aja!, kayaknya aku udah bosen sama
kamu” jelasku padanya dan bergega berlari pergi meninggalkannya sambil menahan
tangis karena aku telah minta putus darinya. Dua miggu kemudian saat aku
memilih untuk memutuskannya, akupun menghilang dan tak pernah muncul
dihadapanya, aku juga tak pernah masuk sekolah lagi karena kurasa tubuhku mulai
melemah. Mungkin kejadian itu adalah hari terakhirku bersamanya. saat tubuhku
sangat melemah aku tersadar sebaiknya sekarang hari-hariku berlalu dirumah sakit saja
mungkin itu lebih baik dari pada aku tetap melakukan aktifitas yang mungkin
sudah sulit untuk dilakuka dan jika aku tetap melakukan aktifitas pasti banyak
orang yang harus repot karenaku, itu semua hanya akan membuang-buang waktu
mereka. Otakku terkadang sulit sekali untuk berfikir sesuatu yang berat, jika
aku berfikir sesuatu yang berat mungkin aku akan mengalami pendarahan dalam
otakku. Dokter Bagas pernah berkata jika aku ingin sembuh aku harus siap di
kemo dalam seminggu bisa 3 kali aku harus melakukan kemo dan aku juga bisa
minta dioperasi kapanpunn aku mau tapi kemungkinan sembuh untukku hanyalah 10%,
karena kanker otakku sudah mencapai stadium lanjut. Mungkin jika aku diopersi
aku akan pergi untuk selamanya jika kemungkinan sembuhnya hanya 10%. Tetapi
mama bilang aku gak perlu sedih aku pasti akan sembuh secepatnya, mama selalu
menyemangatiku sehingga aku terima tawaran untuk operasi. Rujukan operasi telah
siap dan mama bilang persiapkan diriku untuk operasi 3 hari lagi. “Sehari
sebelum aku dioperasi aku minta tolong hadirkan sahabatku dan aku ingin mereka
sampaikan surat yang kubuat untuk juna sebelum aku pergi dan aku ingin aku juna
membukanya jika aku benar-benar telah pergi meninggalkannya” ujarku pada
sahabatku. Akhirnya hari dimana aku harus melaksanakan operasipun tiba. Semua
orang menungguku diluar. Namun, takdir berkata lain aku harus pergi
meninggalkan kalian.
SURAT
UNTUK MU
Juna
maafkan aku mungkin kamu baca surat ini saat aku sudah tak bernyawa lagi
didunia ini. Mungkin aku telah bercampur pada tanah. Maafkan aku yang
mencampakkanmu begitu saja tapi sungguh bukan maksudku melukai hatimu saat itu,
aku hanya ingin kamu bisa melupakanku agar jika aku sudah tak bernyawa lagi kau
tidak begitu sedih. Juna aku kasih tau rahasiaku ya, tapi kamu harus janji jika
kamu tau jangan tertawa dan jangan kasih tau siapa-siap! “janji” juna aku itu
sebelumnya tidak pernah pacaran tau, jangan ketawa!, jadi kamu itu yang pertama
dan sekaligus yang terakhir buat aku. Juna kalau ingat dulu-dulu aku jadi ingin
mengulang lagi kejadian indah dulu-dulu waktu kita bersama. Tapi sayang waktu
yang kupunta tak akan cukup. Juna maaf ya aku tak pernah berbagi rahasia ini.
Saat ini aku Cuma bisa berbaring diatas tempat tidur rumah sakit dan menunggu
ajalku ku diruang operasi besok. Aku dioperasi karena aku puna penyakit KANKER
OTAK STADIUM LANJUT. Jadi maaf aku suka menyendiri dan menghilang tiba-tiba
tanpa kamu sadari. Selama aku hidup aku selalu menginginkan yang terbaik
untukmu, jadi jika langkah yang aku ambil salah buatmu tolong maafkan saja ya,
maksudku baik kok. Mungkin sampai disini saja pembicaraan kita. Oh…ya satu hal
yang perlu kamu ingat adalah aku selalu menyayangi dan mencintaimu. See you… I
LOVE YOU… JUNA!!!!!!!!!!.
ERIN(INA)
SYANG JUNA.
THE
END
By: putri febriana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar