Kamis, 27 Juni 2013


ADA APA DENGAN KU
Aku tersadar saat aku berada dirumah sakit, akibat kecelakaan. Terdapat banyak sekali luka-luka yang berada ditubuhku dan mungkin luka-luka itukan membekas nantinya. Aku bertanya kepada ibuku yang sedang berjaga disampingku. “wahai ibu, apakah aku sudah diizinkan untuk pulang kerumah?, nampaknya aku sudah tak betah dengan rumah sakit ini.” Ucapku sambil merengek meminta untuk segera bergegas pulang. “sayang bersabarlah, dirimu belum sembuh benar, baiknya kita tunggu saja apa yang disampaikan dokter nanti saat memeriksamu lebih lanjut besok dan setelah itu kita bertanya padanya, apakah kau boleh pulang?” Ucap ibuku sambil merayuk ku. “tapi bu itu terlalu lama, baiknya aku langsung bertanya saja sekarang, apakah aku boleh pulang?” ucapku. “janganlah kau membantah apa yang ibumu katakan, tubuhmu itu belum sembuh benar sebaiknya kau istirahar sekarang!” ucap ibu menyuruhku untuk istirahat. Tubuhku sekarang memang agak terasa berat dan kepalaku agak sedikit pusing akibat benturan keras yang mengenai kepalaku saat kecelakaan kemarin. Untunglah aku tak lupa ingatan(AMNESIA). Esok harinya dokter bagas memeriksaku, setelah memeriksaku dokter bagas berkata bahwa aku tidak apa-apa. Dan aku berkata “ kalau begitu aku boleh pulang sekarang kan dokter?”. “Ya, tentu boleh dong, tapi lain kali kamu harus jaga dirimu!” jawab dokter Bagas. “Yeeee… asik, terima kasih ya dok?” ucapku dengan senang. “ya, sama-sama” balas dokter Bagas.
·       ESOK HARINYA
Karena kecelakaan kemarin aku jadi ketinggalan pelajaran, teman-teman semua kaget kenapa aku bisa kecelakaan?, teman-temanku sekarang berlebihan terlalu menghawatirkan ku, hal itu sangat membuatku risih dan akhir-akhir ini aku lebih suka sendiri dibanding bersama mereka. Saat aku sedang menikmati pemandangan yang sangat indah ditaman belakang sekolah, tiba-tiba aku melihat seseorang dan aku mangenalinya ternyata dia adalah juna siswa laki-laki disekolahku yang sangat terkenal, ya bisa dibilang cowok terpopuler disekolah SMA cita bangsa, dia memiliki banyak sekali penggemar termasuk aku, aku sangat menyukainya dan aku sangat dekat denganya tetapi bukan sebagai pacar hanya teman biasa saja, tetapi seluruh siswa/siswi berfikir kalau aku dengannya berpacaran, karena tak pernah terlihat ada perempuan lain yang dekat dengannya sama seperti aku. Sering sekali jika aku sedang bersamanya siswa/siswi meledek macam-macam sehingga membuatku malu. aku heran seharusnya juna berbicara pada siswa/siswi itu kalau aku itu bukan pacarnya, tetapi dia hanya terdiam dan tersenyum seakan-akan kalau aku memang pacarnya. Kalau memengingat kejadian itu aku merasa malu. Lalu aku menghampirinya dan berkata “Juna… apa yang kamu lakukan sendiri ditempat ini?, apakah ada yang kamu fikirkan?”. “Oh… tidak aku tidak memikirkan apapun” ucap juna, “Sungguh kamu tak memikirkan apapun?” ucapku ragu. “sungguh… oh iya maaf ya jika aku tak sempat menjengukmu dirumah sakit kemarin, aku benar-benar khawatir padamu” ucapnya sambil memelukku tiba-tiba. Aku kaget karena baru pertama kali aku dipeluk sama laki-laki lain selain papa dan paman-pamanku. “ oh.. y..ya tidak apa-apa kok” ucapku dengan gugup. “oh maafkan aku yang tak sopan memelukmu” ucapnya. “I…i…iya gak…apa-apa k…kok.” Ucapku dengan terbatah-batah karena gugup. “O…oowwuuuu… sakit tau” teriakku karena pipiku dicubit olehnya. “makanya lain kali kalau kamu mau keman-mana telpon saja aku! kan aku bias nganterin kamu kemana aja yang kamu suka!” cerocosnya yang tak berhenti. “iya…iya kamu berisik ah” ucapku sambil meledek. “ nanti pulang sekolah kamu aku yang anterin ya?” ucapnya. “iya… iya” jawabku. Akhirnya jam pelajaran disekolah pun berakhir, saatnya para murid-murid pulang. Tak disangka-sangka aku telah ditunggu didepan kelas sama juna, aku benar-benar kaget dan sangat senang ternyata janjinya yang tadi benar-benar ditepati, akhirnya aku pulang dengannya menaiki mobilnya, saat diperjalanan aku bingun seharusnya dikearah barat bukan kearah sebaliknya, karena rumahku menuju kearaah barat. “Hei… kamu salah jalan, rumahku kan kearah barat bukan kearah sebaliknya” ucapku padanya. “Tenanglah aku akan mengajakmu kesuatu tempat sebelum kuantar kamu pulang” ucapnya sambil tersenyum. “ tapi kita mau kemana?” tanyaku heran. “sudahlah… kamu jangan banyak Tanya!” ucapnya. Tak lama kami pun sampai ditempat tujuan, ternyata dia membawaku ketempat yang sangat indah, taman yang dihiasi banyak sekali bunga-bunga indah, aku tak mengerti apa maksudnya membawaku ketempat itu. “juna… apa maksudmu membawaku ketempat ini?” tanyaku. “nanti pasti kau akn mengerti mengapa aku membawamu kesini, sekarang aku minta kau ttup matamu” jawabnya. “baiklah akan kututup mataku, tapi jangan lah kamu berbuat yang aneh-aneh!” ucapku padanya. “baiklah” jawabnya. Dengan mata tertutup dia membimbingku kesuatu tempat, entah tempat apa itu?, tapi yang pasti aku sangat takut juka dia berbuat yang aneh-aneh. Tak lama kami puna sampai ditempat yang dituju. “hitungan ketiga kamu harus buka penutup matamu itu ya!” ucapnya tak sabar. “ baiklah” ucapku. “1…2…3…buka!” suruhnya. Saatku buka penutp mataku aku sangat kaget ternyata didepan mataku terdapat balon-balon indah yang menghiasi meja dan kursi sehingga menjadi cantik. Saat aku memandanggi meja dan kursi itu, tiba-tiba juna berlutut dihadapanku dan dia mengatakan bahwa dia sebenarnya menyukaiku dan dia berkata maukah aku menjadi pacarnya. Dalam hatiku aku senang sekali akhirnya kata-kata yang kutunggu-tunggu terucap, sekarang aku dan dia sudah resmi menjadi sepasang kekasih seperti apa yang yang diledek oleh teman-teman dan sekarang aku mengerti mengapa dia tak pernah menjelaskan kalau aku bukan pacarnya kepada teman-temannya, ternyata dia menyukaiku sama seperti aku menyukakinya. Hari-hari kumulai dengan senyuman saat aku bersamanya.
banyak sekali hal-hal yang indah saat aku dan dia bersama. Saat dimana aku sangat menyayanginya.
·      KEANEHAN MULAI TERJADI
Beberapa bulan kemudian setelah aku dan juna jadian. Saat aku dan dia sedang berjalan bersama disebuah mall tiba-tiba saj aku mimisanhal itu sangat membuat ku kaget padahal sebelumnya aku gak pernah mimisan, karena juna melihat aku mimisan aku langsung diajak kekamar mandi dengan buru-buru. Terlihat sekali wajah juna itu seperti orang panic, setelah dari kamar man di juna langsung mengajakku untuk pemeriksaan kedokter tapi aku menolak aku bilang itu hal yang biasa. Namun, juna tak percaya kata-kata ku juna sempat memaksaku untuk diperiksa tapi aku tetap saja menolak, dan akhirnya juna pun mengajak ku pulang agar aku bisa istirahat karena aku tak mau untuk di ajak kedokter. Setelah juna mengantarku dan saat aku turun dari mobilnya tiba-tiba saja aku mimisan lagi dan hampir saja aku terjatuh seperti ingin pingsan, tapi untung saja bisa ku tahan. Akhirnya juna pun pulang. Aku segera masuk rumah. Esok harinya saat aku ingin berangkat tiba-tiba saja aku mimisan lagi mama dan papa yang khawatir melihat ku mimisan mengajak ku untuk diperiksa kedokter sama seperti bujukan juna padaku, aku menolak dan aku bilang kalau aku gak apa-apa. Akhirnya mereka percaya. “assalamualaikum” suara juna yang menjemputku ingin kesekolah. Juna selalu menjemputku semenjak aku menjadi pacarnya. “ ma.. pa.. kayaknya aku sudah di jemput tuh sam juna, aku pergi dulu ya ma.. pa..” ucapku pada orang tuaku. “baik hati-hati di jalan ya nak” ucap kedua orang tuaku. Setelah sampai disekolah aku dan juna masuk kelas masing-masing dan juna pun bilang kalau nanti istirahat dia menungguku ditaman belakang sekolah. Saat aku berada didepan kelas tiba-tiba saja aku mimisan lagi dan kepala ku agak pusing seperti ingin pingsan, aku bersender ditembok dekat pintu kelasku dan mengelap mimisanku dengan sapu tangan yang sudah aku siapkan jika aku mimisan lagi. Gak lama bell masu pun berbunyi. Saat dikelas ibu siti sedang menjelaskan tentang biologi tiba-tiba saja aku mimisan lagi. Hari ini sudah tiga kali aku mimisan aku heran kenapa aku bisa mimisan terus. “erina kamu kenapa, kok tiba-tiba mimisan kayak gitu?,kamu sakit?” ujar ayu teman sebangku sekaligus sahabatku. “gak aku gak kenapa-napa kok, sudah kamu tenang saja ya!” ucapku. “Erina… kamu kenapa?” Tanya bu siti tiba-tiba. “engg…nggak bu, saya tidak apa-apa kok” jawabku dengan nada yang sedikit gugup karena kaget. “sebaiknya kamu ke UKS saja, biar kamu bisa istirahat, ayu sekarang tolong bawa erina ke UKS ya!” ujar bu siti sambil menyuruh ayu. Akhirnya aku dibawa ke UKS oleh ayu. Tetapi baru saja keluar kelas menuju UKS, tiba-tiba saja aku pingsan. Setelah aku sadar ternyata aku sudah berada diUKS sekolah. Bu Nani wali kelasku menawarkan padaku agar aku dirujuk kerumah sakit saja. Namun, aku menolak aku tak pernah ingin kerumah sakit lagi karena aku sangat membenci rumah sakit. Tak lama bel istirahat berbunyi. Juna yang menungguku didepan kelas bertanya pada temanku dimana aku sekarang, krena dia tidak melihatku di tempat dudukku. “din… Erina mana, kokk gak ada?” Tanya juna pada dinda sahabatku. “juna.. erina itu lagi diUKS, abis tadi saat pelajaran biologi dia itu mimisan dan tiba-tiba aja pingsan waktu dia mau dibawa ke UKS, ini aja sekarang gua mau kesana” ucap dinda. Juna yang mendengar berita itu langsung berlari kearah UKS. “ina… ina kamu kenapa?” Tanya juna padaku. Ina itu nama panggilan juna ke aku. “enggak aku ak kenapa-napa kok” jawabku sambil tersenyum. “Juna sebaiknya kamu masuk kelas sekarang, sebentar lagikan jam pelajaran setelah istirahat akan di mulai!” ucapku padanya. “tidak aku sudah minta izin pada wali kelasmu dan wali kelasku untuk membawamu pulang sekarang, sebaiknya aku antar kau pulang sekarang” jawabnya padaku. “ya terserah kamu saja, dan mungkin sebaiknya aku istirahat dirumah saja, Karena disini terlalu berisik” ucapku padanya. Akupun diantar pulang oleh juna, sampai dirumah dia membawaku kekamarku dan menemaniku sampai aku tertidur pulas. Beberapa bulan ini aku sering sekali merasakan keanehan pada tubuhku sebenarnya ada apa pada tubuhku ini?, apa yang terjadi?, beberapa bulan ini aku sering sekali mengalami mimisan dan pusing yang menyebabkan aku pingsan berkepanjangan, karena hal itu sering terjadi pada tubuhku, akhirnya ibu memutuskan untuk memeriksaku kedokter, saat aku selesai diperiksa dan ibu selesai bicara pada dokter Bagas, aku melihat ibu yang murung dan hampir saja menetskan air mata, mungkin karena ada hal yang terjadi padaku. Saat aku bertanya pada ibu apa yang terjadi padaku ibu hanya terdiam dan menjawab kalau aku tidak apa-apa, aku hanya sering hilang keseimbangan, makanya aku sering mimisan dan pingsan. Dan setelah aku diperiksa oleh dokter mama mengajakku untuk menebus resep yang telah diberikan dokter, saat penebusan resep itu aku bungung mengapa banyak sekali obat yang harus ditebus dan untuk apa obat-obat itu?. Akupun memberanikan diri untuk bertanya pada mama. “ma… mengapa obat yang harus kita tebus ssebanyak ini kan aku hanya hilang keseimbangan saja dan kata mama ini hanya sakit biasa kan?” tanyaku pada mama. “iya sayang in…ini hanyalah vitamin untuk mengembalikan keseimbanganmu saja” jawab mama sambil meneteskan air mata, seperti ada sesuatu yang disembunyikan dariku. Setiap hari aku harus minum obat itu dan harus selalu kontrol kesehatan dangan dokter bagas. Mengapa aku harus minum vitamin dan obat sebayak itu dan mengapa aku harus selalu kontrol dengan dokter bagas?, banyak sekali pertanyaan dalam diriku setelah pemeriksaaanku waktu itu dan banyak sekali kecurigaan-kecurigaanku terhadap mama. Seminggu kemudiaan aku hampir lupa soal kecurigaaan kuterhadap mama, karena aku selalu ditemani juna, juna sering sekali memberikanku perhatian-perhatian setiap keseimbanganku berkurang. Setiap saat aku selalu merasakan rasa sakit pada kepalaku terlebuh lagi setiap hari rasa sakit yang kurasakan bertambah menjadi dua kali lipat sakitnya. Semakin penasaran aku dibuatnya. Dan setelah hampir setahun aku control dangan dokter bagas, aku pernah mendengar dokter bagas berkata kalu aku harus menjalani terapi, tapi terapi apa itu. Setiap sebulan sekali aku harus terapi dan rasanya sangat menyakitkan. Dan tak terasa juna telah mengisih hariku dengan kebahagiaan dan hari ini tepat pada tanggal 21 juni 2013 hari dimana hubungan ku dan dia menjadi setahun. Hari ini aku dan dia sepakat ingin merayakannya ditaman tempat kita jadian. Namun, sangat disayangkan aku tak bisa datang karena harus terapi dirumah sakit. Tapi dia memakluminya, katanya agar aku cepat sembuh, namun aku rasa dia sangat kecewa terhadapku. “ kenapa disaat hari bahagia aku harus ngerasain sakitnya terapi sih ma?, kenapa hari ini?, kenapa gak besok aja sih?” tanyaku pada mama. “gak bisa sayang ini sudah menjadi jadwalnya, junakan bisa memakluminya” jawab mama. “iya dia bilang bisa memakluminya tapi pasti dia kecewa ma” ucapku agak ketus. “maafkan mama sayang tapi ini harus dilakukan demi kesembhanmu” ucap mama. “mama selalu bicara seperti itu sebenarnya apa sih penyakitku, sehingga aku harus terapi terus, ini kan hampir setahun masa gak sembuh-sembuh sih dan bahkan aku merasa sekrang aku seaming parah ma” ucapku. “inilah namanya penyakit harus dijalani dengan semangat, kamu gak bisa tau sekarang, pada saatnya pasti kamu akan mengerti dan mengetahuinya” ucap mama sambil menahain tangis. Selesai terapi itu aku semakin penasaran apa yang terjadi pada tubuhku ini. Setelah satu minggu aku mencari tau apa yang terjadi padaku, akhirnya aku menemukannya sebuah surat rumah sakit yang bertuliskan namaku didalam surat itu. Setelah ku baca isinya sangat kaget aku dibuat surat itu ternyata isinya tentang penyakit yang kualami selama ini. Seketika air mataku terjatuh. Lalu aku berlari memasuki kamarku dan aku menangis seorang diri, tanpa ada yang mengetahuinya.


·      SAAT KEBENARAN TERBONGKAR DAN HARI-HARI PILU DATANG.
Ternyata selamai ini aku mengidap penyakit kanker otak akibat benturan yang kualami sekitar setahun yang lalu. Tak kusangka, aku mengidap penyakit seberat itu, dan terapi-terapi selama ini yang kujalaini itu adalah kemoterapi. Pantas saja aku merasakan jejanggalan dalam terapi itu. Setelah aku mengetahui apa penyakitku yang sebenarnya keadaan tubuhku semakin drop karena tekanan-tekanan yang kualami setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya pada tubuhku ini. Setelah ini hari-hariku berubah menjadi kemurungan. Disekolah aku memilih untuk menyendiri dan merahasiakan penyaiktku, karena aku ingin tak ada yang mengetahui apa yang aku rasakan. Aku rasa penyakitku semakin parah saat aku memeriksa lagi kedokter bagas ternyata stadiumnya bertambah menjadi stadium lanjut. Tak kusangka akan secepat itu bertambahnya stadiumku. Tanpa disadari tubuhku semakin lemah untuk melakukan aktifitas seperti biasanya. Dan mungkin ini adalah saat aku untuk membahagiakan orang-orang yang kusayangi. “Selama hidupku aku hanya bia membuat mereka susah dan sekarang saatnya aku membuat mereka bahagia disaat-saat terakhirku” ucapku dalam hati. Dirumah aku bersikap seperti biasa seakan-akan kalau aku itu sehat dan disekolah aku selalu membuat bualan-bualan lucu seperti saat aku masih dinyatakan sehat dulu pada sahabatku agar mereka bisa tertawa dan bahagia karena aku. Aku teringat satu hal yaitu membahagiakan juna yang selalu menemaniku bagaimanapun aku, meski dia tak tau sebenarnya apa yang terjadi dengan ku. Karena dia lagi marah sama aku karena aku jarang bales SMS darinya dan dia akhir-akhir ini suka nyuekin aku. Sekarang aku harus minta maaf padanya. Akupun menuju tama belakan sekolah tempat dimana aku dan dia sering bicara berdua saat istirahat. Dan kebetulan dia sedang duduk ditempat biasa saat bersamaku dulu. “Hei… lagi sendiri aja?, pacarnya mana?” ucapku dengan suara yang kubuat menyerupai orang lain. “udah deh jangan ganggu gua, gua lagi mau sendiri dn tentang pacar gua itu bukan urusan lo” jawabnya dengan ketus tampa memperhatikan siapa yang berbicara. “sayang maafin aku ya, aku bener-bener gak bermaksud untuk ngelupain kamu?” ucapku sambil memeluknya dengan erat dari belakang. “iya aku maafin tapi jangan pernah kamu lepas pelukan kamu ini dariku ya!” ucapnya sambil memegang tanganku yang sedang memeluknya. “terus kalu aku mau belajar gimana, masa aku harus meluk kamu sambil belajar, dan kalau lama-lama pegel tau” ledekku padanya. Akupun melepaskan pelukanku yang erat dan junapun mulai menaruh kepalanya diatas pahaku. “sayang kamu itu bodoh atau oon sih, masa gitu aja gak ngerti sih?” ucapnya. “bukannya bodoh sama oon itu sama ajakan?” ucapku. “aduhh capek ya ngomong sama kamu, kamu itu terlalu polos” ucapnya. “ya udah kalau gitu gak usah lagi kamu ngomong sama aku” ucapku. “udah donk jangan ngambek aku kan Cuma bercanda” ucapnya sambil tersenyum. “oh…ya mungkin waktuku gak lama maaf ya, kayaknya kita harus selesai sampai disini deh!” ucapku tegas namun dlam hati menolak. “maksud kamu apa?”ucapnya kaget dan segera bangun dari rebahan diatas pahaku. “iya…sebaiknya kita sampai disini aja!, kayaknya aku udah bosen sama kamu” jelasku padanya dan bergega berlari pergi meninggalkannya sambil menahan tangis karena aku telah minta putus darinya. Dua miggu kemudian saat aku memilih untuk memutuskannya, akupun menghilang dan tak pernah muncul dihadapanya, aku juga tak pernah masuk sekolah lagi karena kurasa tubuhku mulai melemah. Mungkin kejadian itu adalah hari terakhirku bersamanya. saat tubuhku sangat melemah aku tersadar sebaiknya sekarang hari-hariku berlalu dirumah sakit saja mungkin itu lebih baik dari pada aku tetap melakukan aktifitas yang mungkin sudah sulit untuk dilakuka dan jika aku tetap melakukan aktifitas pasti banyak orang yang harus repot karenaku, itu semua hanya akan membuang-buang waktu mereka. Otakku terkadang sulit sekali untuk berfikir sesuatu yang berat, jika aku berfikir sesuatu yang berat mungkin aku akan mengalami pendarahan dalam otakku. Dokter Bagas pernah berkata jika aku ingin sembuh aku harus siap di kemo dalam seminggu bisa 3 kali aku harus melakukan kemo dan aku juga bisa minta dioperasi kapanpunn aku mau tapi kemungkinan sembuh untukku hanyalah 10%, karena kanker otakku sudah mencapai stadium lanjut. Mungkin jika aku diopersi aku akan pergi untuk selamanya jika kemungkinan sembuhnya hanya 10%. Tetapi mama bilang aku gak perlu sedih aku pasti akan sembuh secepatnya, mama selalu menyemangatiku sehingga aku terima tawaran untuk operasi. Rujukan operasi telah siap dan mama bilang persiapkan diriku untuk operasi 3 hari lagi. “Sehari sebelum aku dioperasi aku minta tolong hadirkan sahabatku dan aku ingin mereka sampaikan surat yang kubuat untuk juna sebelum aku pergi dan aku ingin aku juna membukanya jika aku benar-benar telah pergi meninggalkannya” ujarku pada sahabatku. Akhirnya hari dimana aku harus melaksanakan operasipun tiba. Semua orang menungguku diluar. Namun, takdir berkata lain aku harus pergi meninggalkan kalian.





SURAT UNTUK MU
Juna maafkan aku mungkin kamu baca surat ini saat aku sudah tak bernyawa lagi didunia ini. Mungkin aku telah bercampur pada tanah. Maafkan aku yang mencampakkanmu begitu saja tapi sungguh bukan maksudku melukai hatimu saat itu, aku hanya ingin kamu bisa melupakanku agar jika aku sudah tak bernyawa lagi kau tidak begitu sedih. Juna aku kasih tau rahasiaku ya, tapi kamu harus janji jika kamu tau jangan tertawa dan jangan kasih tau siapa-siap! “janji” juna aku itu sebelumnya tidak pernah pacaran tau, jangan ketawa!, jadi kamu itu yang pertama dan sekaligus yang terakhir buat aku. Juna kalau ingat dulu-dulu aku jadi ingin mengulang lagi kejadian indah dulu-dulu waktu kita bersama. Tapi sayang waktu yang kupunta tak akan cukup. Juna maaf ya aku tak pernah berbagi rahasia ini. Saat ini aku Cuma bisa berbaring diatas tempat tidur rumah sakit dan menunggu ajalku ku diruang operasi besok. Aku dioperasi karena aku puna penyakit KANKER OTAK STADIUM LANJUT. Jadi maaf aku suka menyendiri dan menghilang tiba-tiba tanpa kamu sadari. Selama aku hidup aku selalu menginginkan yang terbaik untukmu, jadi jika langkah yang aku ambil salah buatmu tolong maafkan saja ya, maksudku baik kok. Mungkin sampai disini saja pembicaraan kita. Oh…ya satu hal yang perlu kamu ingat adalah aku selalu menyayangi dan mencintaimu. See you… I LOVE YOU… JUNA!!!!!!!!!!.
                                                                            
ERIN(INA) SYANG JUNA.
THE END
By: putri febriana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar